21 Sep 2010

Cintai Pekerjaan Anda, tapi Jangan Pernah Jatuh Cinta kepada Perusahaan Anda

“Saya sering menjumpai orang-orang yang bekerja selama 12 jam sehari, 6 hari seminggu, bahkan lebih. Beberapa diantaranya melakukan hal itu karena dikejar deadline atau target.

Bagi mereka, waktu-waktu panjang yang penuh lembur hanyalah bersifat sewaktu-waktu saja. Ada pula yang menjalani jam-jam panjang dalam hari-hari mereka selama bertahun-tahun, entah karena orang-orang ini merasa telah mengabdikan diri sepenuhnya kepada pekerjaan, atau bisa juga disebut workaholic.

Apapun alasan yang orang buat untuk bekerja lembur, kondisi tersebut berpengaruh tidak baik kepada orang yang menjalani maupun orang-orang sekitarnya. Berada dalam kantor selama berjam-jam dalam rentang waktu yang lama, bisa menimbulkan potensi yang cukup besar bagi yang menjalaninya untuk membuat kesalahan. Rekan-rekan saya yang saya kenal sering bekerja lembur, sering membuat kesalahan karena faktor kelelahan.

Membetulkan kesalahan-kesalahan ini tentu saja membutuhkan waktu dan tenaga tidak saja dari dirinya sendiri, melainkan orang lain yang secara langsung maupun tidak langsung bekerja bersamanya.

Masalah lain adalah orang-orang yang bekerja pada perusahaan yang menetapkan waktu kerja yang ketat seringkali bukanlah orang-orang yang secara pergaulan menyenangkan. Para karyawan dari perusahaan dengan tipe seperti ini sering mengeluh atau komplain mengenai orang lain (yang tidak bekerja sekeras mereka). Mereka menjadi mudah tersinggung, dan mudah marah. Orang-orang lain menjauhi mereka.

Perilaku semacam ini secara organisasi tentunya merupakan masalah besar, hasil besar akan dicapai oleh sebuah organisasi apabila ada jalinan harmonis dalam kerja sama antar karyawannya, bukannya bekerja sendiri-sendiri dan saling menjauhi.

Memberi contoh dengan tindakan nyata

Sebagai seorang manajer, saya harus membantu orang lain untuk meninggalkan kantor tepat waktu. Langkah pertama dan terpenting adalah sayalah yang harus memberi contoh dan pulang ke rumah tepat waktu. Saya bekerja dengan seorang manajer yang menyindir orang-orang yang bekerja lembur terlalu lama. Ajakannya menjadi kehilangan makna ketika orang-orang menerima e-mail-nya dan melihat jam e-mail ternyata dikirim jam 2 pagi. Untuk mengajak orang melakukan suatu hal, langkah terpenting adalah memberi contoh dengan melakukannya sendiri.

Langkah kedua adalah mengajak orang untuk menjalani hidup yang seimbang.

Sebagai contoh, berikut ini adalah langkah-langkah yang menurut saya cukup membantu:

1. Bangun pagi, sarapan dengan menu yang baik, lalu berangkat bekerja.

2. Bekerjalah dengan keras dan pintar selama 8 atau 9 jam sehari.

3. Pulanglah ke rumah.

4. Baca buku atau komik, menonton film lucu, berkumpul dengan keluarga dan teman, bermain dengan anak-anak, dan lain-lain.

5. Makan yang sehat dan tidur yang cukup.

Langkah-langkah ini disebut sebagai recreation (rekreasi, penyegaran). Mengerjakan langkah 1, 3, 4, dan 5 akan memungkinkan langkah 2 dilakukan secara efektif dan seimbang. Bekerja secara normal dan mempertahankan hidup yang seimbang adalah konsep yang sederhana.

Tips di atas mungkin sulit dilakukan oleh sebagian orang, karena mereka menganggap perlunya perubahan mendasar dari dirinya pribadi. Namun sebenarnya perubahan bisa dilakukan setiap orang, karena kita memiliki kekuatan untuk memilih apa yang akan kita lakukan.

Akhirnya, cintailah pekerjaan Anda, tapi jangan pernah jatuh cinta kepada perusahaan Anda, karena Anda tidak pernah tahu kapan perusahaan berhenti mencintai Anda.

Baiklah, teman-teman semoga tulisan diatas dapat membuka wacana kita, bagaimana cara kita bekerja secara profesioanal, menggunakan waktu dengan baik dalam bekerja. Semoga dapat membantu, agar teman-teman sekalian tidak merasa jenuh ataupun lelah dalam bekerja. Doa saya semoga sukses menyertai kita semua, Amin 3x Ya Rabbal Alamin.

Akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat,

Noflinda Eliza, SKM