21 Sep 2010

Mengatasi Penyakit Malas

Menurut pakar psikologi, malas merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas. Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami kemandekan. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin “kronis”.

Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Coba bayangkan bagaimana seseorang bisa mencapai prestasi jika selalu malas belajar, malas bekerja, dan malas berusaha?

Akan tetapi tentu saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah. Menurut pakar psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu kegiatan disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat setiap kali mengerjakan sesuatu.

Seorang yang malas bekerja, motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi yang diberikannya terhadap pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk melakukan pekerjaan itu. Sementara terhadap pekerjaan lainnya mungkin tidak begitu.

Mengubah Perilaku = Mengubah Persepsi
Jadi, perilaku malas merupakan hasil suatu bentukan. Artinya, perilaku itu bisa dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan kembali perilaku seseorang tadi sebetulnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang lain di sekitarnya. Dan, dalam mengubah perilaku seseorang, yang paling mendasar adalah mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari dan mengambil sistem nilai yang bisa mengubah persepsinya atau memberikan sistem nilai lain yang baru baginya.

Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor “kebiasaan”. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan selalu rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong pemalas, jalan untuk mengubahnya adalah dengan membiasakan diri untuk melawan sikap malas.

Dollard & Miller menambahkan, “teori belajar” juga cocok untuk mengubah sikap malas. Belajar di sini dijabarkan memberikan stimulus (rangsangan) agar terbentuk respons sehingga menimbulkan dorongan untuk berperilaku. Dan kalau berhasil, Anda akan mendapatkan imbalan.

Pendek kata, sikap malas harus segera diubah. Jika Anda terperangkap pada sikap malas terus menerus, Anda akan menjadi pribadi yang apatis, pesimis, dan tidak punya tujuan hidup yang positif. Akibatnya Anda tidak akan pernah mendapatkan apa-apa selain kemunduran kualitas diri. Maka jika Anda termasuk “pemalas”, cepatlah diperbaiki. Sebelum terlambat, lawan dan perangi penyakit malas. Dan Anda yang tidak punya penyakit malas, pertahankan sikap Anda. Sukses untuk Anda! (Sumber: Astaga.com).

Baiklah, teman-teman semoga tulisan diatas dapat membuat kita lebih bergairah, semangat, pantang menyerah dalam menjalani pekerjaan kita. Harapan saya semoga sifat malas, juh-jauh dari kita, agar cita-cita kita tercapai, apa yang kita inginkan dalam kehidupan ini tercapai, Amin. Doa saya semoga sukses menyertai kita semua, Amin 3x Ya Rabbal Alamin.

Sukses Untuk Kita yang Mau Berusaha,
Noflinda Eliza, SKM